Cerita di Balik Tidur Gus Dur Menurut Gus Mus | nu online .

Cerita di Balik Tidur Gus Dur Menurut Gus Mus

Jumat, 30 Maret 2018 09:30 
Cerita di Balik Tidur Gus Dur Menurut Gus Mus
KH Abdurrahman Wahid. (Istimewa)
Tidur merupakan kejadian di mana manusia tidak sadar terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. Namun, hal ini berbeda dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menyimpan banyak kalangan menyimpan misteri.

Misteri yang dimaksud ialah, meskipun dalam kondisi tertidur ketika diskusi, rapat, musyawarah, dan lain-lain, Gus Dur justru mampu menanggapi dengan tangkas dan cerdas pembicaraan di forum. Persis seperti orang yang terjaga padahal dirinya terlelap ketika forum berlangsung.

Awalnya, tidak sedikit orang-orang yang tidak menyukai perilaku Gus Dur tersebut karena dianggap kurang sopan dan tidak etis. Namun, justru ketika Gus Dur mampu menanggapi musyawarah dengan brilian setelah terlelap, orang-orang tersebut berbalik kagum, hormat, dan menyukai Gus Dur.

Tidur Gus Dur ini terjadi bukan di forum biasa. Putra sulung KH Wahid Hasyim ini pernah terlelap di pertemuan internasional dengan pemimpin tertinggi Iran, sidang paripurna, rapat pleno di DPR, dan forum-forum besar lainnya.

KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) yang merupakan sahabat karib Gus Dur mengungkapkan misteri tidur Gus Dur yang kerap memahami pembicaraan orang-orang di forum meskipun dirinya terlelap. Cerita ini ia dapatkan langsung dari Gus Dur ketika orang-orang ramai membicarakan tidurnya.

Saat orang-orang terkesima, Gus Mus justru menanggapinya biasa-biasa saja, tidak ada yang aneh, tidak ada juga yang tak masuk akal perihal misteri tidur Gus Dur ini. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang ini mengungkapkan bahwa kecerdasan Gus Dur justru terletak pada kesiapan dirinya menghadapi forum-forum besar.

Gus Mus berkata: “Tak ada yang aneh jika Gus Dur bisa seperti itu. Tak ada yang tak masuk akal. Gus Dur punya siasat dan bisa dipahami. Manakala menerima undangan untuk diskusi, seminar, simposium, dialog, atau konferensi, dan sejenisnya, Gus Dur lebih dulu mencari tahu siapa saja pembicaranya.

Lalu Gus Dur mempelajari pikiran-pikirannya, perspektifnya, dan gagasan-gagasan yang pernah disampaikannya, baik dalam karya-karya tulisnya maupun ceramah-ceramahnya. Nah, dari membaca semua itu, Gus Dur menangkap apa yang akan dibicarakan dan disampaikan para pembicara atau narasumber itu kelak.”

Gus Mus menirukan Gus Dur: “Paling-paling tak jauh dari itu juga.” (KH Husein Muhammad, Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, 2015)

Fenomena Gus Dur dalam ilmu sastra dan retorika ada teori Disebut bara'ah al-istihlal . Dalam tradisi keilmuan pesantren, teori ini berisi kitab Al-Jauhar al-Maknun, tentang balaghah, sastra Arab.

Inti dari teori ini menurut KH Husein Muhammad dalam bukunya Sang Zahid: Mengarungi Sufisme Gus Dur(2012), biasanya akan mengungkapkan pikiran dengan mengungkap substansi yang akan diurainya kemudian. (Fathoni)
Cerita di Balik Tidur Gus Dur Menurut Gus Mus
KH Abdurrahman Wahid. (Istimewa)


Tidur merupakan kejadian di mana manusia tidak sadar terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. 
Namun, hal ini berbeda dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menyimpan banyak kalangan menyimpan misteri.

Misteri yang dimaksud adalah, meskipun dalam kondisi tertidur, diskusi, rapat, musyawarah, dan lain-lain, Gus Dur sebaliknya. Persis seperti orang-orang yang dilukiskan terlampir kompilasi forum berlangsung.

Awalnya, tidak sedikit orang-orang yang tidak melakukan perilaku Gus Dur tersebut karena dianggap kurang sopan dan tidak etis. Namun, saat itu Gus Dur mampu melakukan musyawarah dengan brilian setelah terlelap, orang-orang itu kagum, hormat, dan mengenali Gus Dur.

Tidur Gus Dur ini terjadi bukan di forum biasa. Putra sulung KH Wahid Hasyim ini pernah terlelap dalam pertemuan internasional dengan pemimpin tertinggi Iran, sidang paripurna, rapat pleno di DPR, dan forum-forum besar lainnya.

KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) yang merupakan sahabat karib Gus Dur Gus Dur Gus Dur Gus Dur Gus Dur. Cerita ini ia hasilkan secara langsung dari Gus Dur, orang-orang yang sedang mengisi sampah tidurnya tidur.

Saat orang-orang terkesima, Gus Musiasa menanggapinya biasa-biasa saja, tidak ada yang aneh, tidak ada juga yang tidak masuk akal peripal tidur Gus Dur ini. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang ini mengungkapkan bahwa kecerdasan Gus Dur benar-benar berada pada forum itu sendiri.

Gus Mus berkata: “Tak ada yang aneh jika Gus Dur bisa seperti itu. Tak ada yang tak masuk akal. Gus Dur punya siasat dan bisa dipahami. Manakala menerima undangan untuk diskusi, seminar, simposium, dialog, atau konferensi, dan sejenisnya, Gus Dur lebih dulu mencari tahu siapa saja pembicaranya.

Lalu Gus Dur mengutarakan pikiran-pikirannya, perspektifnya, dan gagasan-gagasan yang pernah disampaikannya, baik dalam karya-karya tulisnya maupun ceramah-ceramahnya. Nah, dari membaca semua itu, Gus Dur melakukan apa yang akan dibicarakan dan disampaikan para pembicara atau narasumber itu kelak. ”

Gus Mus menirukan Gus Dur: "Paling-jauh tidak jauh dari itu juga." (KH Husein Muhammad, Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, 2015)

Fenomena Gus Dur dalam ilmu sastra dan retorika ada teori Disebut bara'ah al-istihlal . Dalam tradisi keilmuan pesantren, teori ini berisi kitab Al-Jauhar al-Maknun, tentang balaghah, sastra Arab.

Inti dari teori ini menurut KH Husein Muhammad dalam bukunya Sang Zahid: Mengarungi Sufisme Gus Dur(2012), biasanya akan mengungkapkan pikiran dengan mengungkap substansi yang akan diurainya kemudian. (Fathoni)

sumber ]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di pesantren ini pula tempat kejadian Gus Dur mencuri ikan Pak kiai yang sangat terkenal itu. Apa yang bisa kita pelajari dari kejadian itu? | gusdur .